Beranda Berita Prof Edy Suandi Hamid : Kualitas Bangsa Tergantung Pemimpin

Prof Edy Suandi Hamid : Kualitas Bangsa Tergantung Pemimpin

55
0
Prof Edy Suandi Hamid
Prof Edy Suandi Hamid saat menyampaikan hikmah Syawalan di hadapan anggota IPHI DIY, Rabu (1/5/2024). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, IPHIDIY.COM — Prof Dr Edy Suandi Hamid MEc, Dewan Pengawas Pimpinan Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PW IPHI DIY) mengatakan kualitas bangsa atau lembaga sangat tergantubg pada mutu pemimpinnya. IPHI yang memiliki anggota kelas menengah hingga atas atau terdidik harus dikelola secara profesional.

Edy Suandi Hamid yang juga Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) mengemukakan hal tersebut saat mengisi hikmah Syawalan PW IPHI DIY di Gedung Pertemuan Kampus Al Azhar, Jalan Pajajaran Ringroad Utara Sinduadi, Mlati, Sleman, DIY, Rabu (1/5/2024). Acara Halal Bil Halal IPHI DIY 1445 H dihadiri Pengurus Wilayah, dan perwakilan Pengurus Daerah (PD) Kabupaten Sleman, Kulonprogo, Bantul, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.

Lebih lanjut Edy mengatakan IPHI memiliki misi menjaga dan melestarikan kemabruran haji, memberdayakan potensi haji, serta mengembangkan dakwah bilhal demi kemaslahatan umat dan bangsa. “Karena itu IPHI harus dikelola secara profesionl,” kata Edy.

Islam, kata Edy, sangat mengedepankan pendidikan, ilmu pengetahuan. Pendidikan itu bukan hanya mempelajari Alquran dan Hadist, tetapi juga kata-kata bijak itu sangat banyak. “Misalnya, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat,” kata Edy.

Kata-kata bijak itu menggambarkan bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan itu sangat utama dalam Islam. Namun ijtihad atau bersungguh-sungguh dalam menggunakan tenaga baik fisik maupun pikiran untuk menggali ilmu. “Ijtihad ini kita mungkin ketinggalan,” katanya.

Saat ini, tambah Edy, umat Islam 20 % dari total penduduk dunia namun haya memberikan kontribusi pada Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto dunia sebesar 6,6 %. Selain itu, sebanyak 39 % penduduk muslim hidup di bawah garis kemiskinan. “Hanya 10 % yang dapat mengenyam pendidikan tinggi, serta hanya 1,5 % yang terlibat knowledge production,” tandasnya.

Edy menilai bahwa data-data tersebut menunjukkan umat Islam sedang menghadapi permasalahan. Karena itu, haji-haji Indonesia memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan pendidikan dan peran umat Islam di dunia.

“Islam mengajarkan kejujuran, disiplin, kebersihan. Tetapi itu hanya sebagai ilmu pengetahuan saja dan tidak diimplementasikan di dalam keseharian kita. Betapa malunya, sebagai negara berpenduduk agama Islam terbanyak kedua di dunia, tetapi korupsinya sangat tinggi. Dua Menteri Agamanya masuk penjara karena korupsi,” tandas Edy.

Edy memberikan ilustrasi filosof Muhammad Abduh di akhir abad 19 berkunjung ke Eropa. Ia melihat masyarakat Eropa dan berkunjung ke The University of Cambridge. Ia mengatakan melihat implementasi Islam di masyarakat Barat atau Eropa tetapi mereka bukan muslim atau orang Islam.

“Jadi beliau melihat implementasi Islam di Barat, seperti disiplin, santun, dan lain-lain. Tetapi kemudian kembali ke Timur, I saw muslim but not Islam,” kata Edy. (Heri)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.